www.swastamita.com - Ingatkah kalian pada kejadian tsunami dahsyat yang menggemparkan warga dunia? Ya, bencana tersebut terbesar terjadi di negara kita, negara Indonesia, tepatnya di kota Aceh pada akhir tahun 2004 lalu. Sebelum bencana tsunami melanda kota tersebut, Aceh merupakan kota yang dikenal dengan warganya yang sangat kental menganut agama mayoritas di Indonesia, yaitu agama Islam, sehingga kota Aceh sering disebut dengan nama kota Serambi Mekah. Hal tersebut juga menarik banyak wisatawan yang berkunjung di kota tersebut untuk berwisata atau hanya sekedar ingin mengetahui bagaimana keadaan kota yang dianggap sebagai kota Serambi Mekah tersebut.
Namun setelah bencana tersebut melanda, banyak sekali masyarakat yang takut untuk berwisata di kota ini, dikarenakan korban bencana tsunami tersebut sangat banyak, malah dianggap sebagai bencana tsunami yang terbesar yang pernah terjadi pada 50 tahun terakhir. Selain banyak memakan korban, bangunan serta ruamah-rumah dan fasilitas-fasilitas umum yang ada disana telah rata dengan tanah akibat deburan ombak tsunami yang maha dahsyat. Dari tragedi ini Indonesia menjadi sorotan dunia, yang banyak mengundang simpati warga dunia. Kejadian ini menyadarkan warga dunia tentang kesiapan maupun kesiagaan kita dalam menanggulangi bencana yang terjadi.
Dengan adanya niatan dalam membangun kesiap siagaan untuk menanggulangi bencana agar tidak terjadi kerugian besar di segala sektor maka timbullah inisiatif untuk membangun suatu sarana edukasi kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana tsunami. Dari itu maka timbullah suatu pemikiran untuk membangun sebuah museum yang isinya tidak hanya kenangan yang masih tertinggal saat bencana tsunami melanda, melainkan juga ada sarana edukasi atau pembelajaran yang ada dalam museum ini.
Dari keinginan tersebut, maka dibangunlah museum edukasi yang diberi nama Museum Tunami Aceh. Kemudian untuk lebih menarik minat warga, maka diadakanlah lomba untuk mendesain museum ini semenarik mungkin. Dari perlombaan tersebut, maka diambillah desain terbaik yang dimenangkan oleh dosen ITB, M. Ridwan Kamil dengan tema 'Rumoh Aceh as Escape Hil’ yang kemudian desain tersebut diterapkan untuk pembangunan museum ini. Dari desain yang dibuat oleh beliau dilihat dari sisi atas maka akan terlihat seperti gelombang tsunami yang menderu, dan dari sisi samping atau dari bawah maka desain akan terlihat seperti kapal penyelamat besar dan luas. Museum ini mulai dibangun pada Februari 2008 atas kerjasama oleh Propinsi NAD, Pemerintah Kota Banda Aceh, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, Kementrian ESDM dan Ikatan Arsitek Indonesia. Bangunan museum ini lalu dibuka untuk umum pada 8 Mei 2011.
Pada umumnya museum ini dibagi menjadi 3 segmen, yaitu segmen yang berada pada lantai dasar yang berfungsi wahana memperingati kejadian bencana Tsunami, terdapat ruang display dokumentasi dan cerobong dimana terdapat nama para korban bencana Tsunami. Lalu pada segmen kedua yang ada pada lantai 2 yang tedapat wahana edukasi mengenai bencana tsunami dan gempa, kemudian pada segmen 3 terdapat pada lantai 3 yang merupakan ruangan terbuka yang tepatnya pada atap gedung, dimana digunakan untuk wahana evakuasi warga saat tusnami terjadi kembali.
Apabila kita masuk pada museum ini, maka pertama kali kalian akan melihat sebuah lorong yang gelap dengan ketinggian 40 meter. Lorong tersebut dinamakan dengan lorong gelombang tsunami, dimana pada lorong tersebut terdapat air terjun di kedua sisi lorong yang menyerupai gelombang Tsunami kecil. Suasana tersebut dapat memunculkan nuansa yang mecekam serta panik yang dirasakan ketika tsunami terjadi. Selanjutnya kalian akan disuguhkan dengan ruangan yang terdapat foto-foto pasca tsunami terjadi yang berupa potret kerusakan yang terjadi, serta para korban dan penyelamat yang berjuang untuk menolong korban.
Lalu masuk pada ruangan selanjutnya adalah Ruang Penentuan Nasib atau kebanyakan orang menyebutnya dengan ruangan The Light of God. Hal ini dikarenakan bentuk ruangan yang seperti cerobong yang tidak terlalu gelap yang juga terdapat lafadz Allah di atasnya, yang bermakna bahwa apabila kita yakin dengan adanya pertolongan Tuhan yang Maha Penolong, maka kita akan mendapatkan panggilan Illahi dan akhirnya kita akan berjuang hingga selamat.
Dari cerobong tersebuut kemudian kalian akan disajikan dengan adanya jembatan Harapan. Pada jembatan ini kalian akan merasakan seperti air tsunami akan kita lewati ke tempat yang lebih tinggi. Selain itu kalian akan disajikan video berdurasi 15 menit yang menceritakan pada saat tsunami terrjadi dari mulai gempa hingga pertolongan datang. Dari jembatan iini, maka kalian akan menuju ruangan yamg memiliki banyak miniatur yang menceritakan saat tsunami terjadi.
Kemudian pada lantai 3 kalian akan menemukan sarana edukasi gempa dan tsunami yang telah berbasis teknologi serta ilmu pengetahuan. Kalian juga dapat melihat serta merasakan simulasi yang harus dilakukan ketika bencana gempa dan tsunami terjadi. Selain itu juga ada desain tata letak ruang untuk daerah yang memiliki potensi tsunami. Pada museum ini juga terdapat ruang Souvenir yang didalamnya terdapat toko-toko souvenir dan juga makanan khas Aceh yang bisa kalian nikmati.
Selain untuk melihat-lihat dan merasakan suasana Tsunami dan menambah pengetahuan mengenai tsunami, kalian juga dapat bersantai dan menikmati suasana yang tenang pada pinggir kolam Jembatan Harapan yang terdapat ikan ikan hias cantik. Biasanya museum ini banyak digunakan orang sebagai lokasi foto foto ataupun pre wedding dikarenakan keindahan arsitektur yang dimiliki oleh museum ini.
Itulah penjelasan mengenai museum yang sangat amat bersejarah ini, yaitu Museum Tsunami Aceh. Dengan adanya museum ini, diharapakan untuk generasi muda agar tidak melupakan kejadian bencana yang dahsyat yang pernah terjadi di bumi pertiwi ini.
source:rancupid.blogspot.com |
Dengan adanya niatan dalam membangun kesiap siagaan untuk menanggulangi bencana agar tidak terjadi kerugian besar di segala sektor maka timbullah inisiatif untuk membangun suatu sarana edukasi kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi bencana tsunami. Dari itu maka timbullah suatu pemikiran untuk membangun sebuah museum yang isinya tidak hanya kenangan yang masih tertinggal saat bencana tsunami melanda, melainkan juga ada sarana edukasi atau pembelajaran yang ada dalam museum ini.
Dari keinginan tersebut, maka dibangunlah museum edukasi yang diberi nama Museum Tunami Aceh. Kemudian untuk lebih menarik minat warga, maka diadakanlah lomba untuk mendesain museum ini semenarik mungkin. Dari perlombaan tersebut, maka diambillah desain terbaik yang dimenangkan oleh dosen ITB, M. Ridwan Kamil dengan tema 'Rumoh Aceh as Escape Hil’ yang kemudian desain tersebut diterapkan untuk pembangunan museum ini. Dari desain yang dibuat oleh beliau dilihat dari sisi atas maka akan terlihat seperti gelombang tsunami yang menderu, dan dari sisi samping atau dari bawah maka desain akan terlihat seperti kapal penyelamat besar dan luas. Museum ini mulai dibangun pada Februari 2008 atas kerjasama oleh Propinsi NAD, Pemerintah Kota Banda Aceh, Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, Kementrian ESDM dan Ikatan Arsitek Indonesia. Bangunan museum ini lalu dibuka untuk umum pada 8 Mei 2011.
Menimba Ilmu di Museum Tsunami Aceh
Pembangunan Museum Tsunami Aceh ini tidak hanya dijadikan sarana edukasi kesiaap siagaan bencana tsunami melainkan digunakan sebagai museum untuk mengenang para korban bencana tsunami Aceh yang mencapai 120.000 korban jiwa. Selain itu museum ini dapat juga digunakan sebagai pusat evakuasi Tsunami di masa yang akan datang. Bangunan meseum ini teradptasi oleh citra Tari Saman yang merupakan tari tradisional asli Aceh, tari tersebut dapat melambangkan kekuatan, kedisiplinan dan kepercayaan sehingga diambillah makna ini sebagai dasar membangunan museum ini.Pada umumnya museum ini dibagi menjadi 3 segmen, yaitu segmen yang berada pada lantai dasar yang berfungsi wahana memperingati kejadian bencana Tsunami, terdapat ruang display dokumentasi dan cerobong dimana terdapat nama para korban bencana Tsunami. Lalu pada segmen kedua yang ada pada lantai 2 yang tedapat wahana edukasi mengenai bencana tsunami dan gempa, kemudian pada segmen 3 terdapat pada lantai 3 yang merupakan ruangan terbuka yang tepatnya pada atap gedung, dimana digunakan untuk wahana evakuasi warga saat tusnami terjadi kembali.
Apabila kita masuk pada museum ini, maka pertama kali kalian akan melihat sebuah lorong yang gelap dengan ketinggian 40 meter. Lorong tersebut dinamakan dengan lorong gelombang tsunami, dimana pada lorong tersebut terdapat air terjun di kedua sisi lorong yang menyerupai gelombang Tsunami kecil. Suasana tersebut dapat memunculkan nuansa yang mecekam serta panik yang dirasakan ketika tsunami terjadi. Selanjutnya kalian akan disuguhkan dengan ruangan yang terdapat foto-foto pasca tsunami terjadi yang berupa potret kerusakan yang terjadi, serta para korban dan penyelamat yang berjuang untuk menolong korban.
source:okezone.com |
Lalu masuk pada ruangan selanjutnya adalah Ruang Penentuan Nasib atau kebanyakan orang menyebutnya dengan ruangan The Light of God. Hal ini dikarenakan bentuk ruangan yang seperti cerobong yang tidak terlalu gelap yang juga terdapat lafadz Allah di atasnya, yang bermakna bahwa apabila kita yakin dengan adanya pertolongan Tuhan yang Maha Penolong, maka kita akan mendapatkan panggilan Illahi dan akhirnya kita akan berjuang hingga selamat.
source:bersatulah.com |
Kemudian pada lantai 3 kalian akan menemukan sarana edukasi gempa dan tsunami yang telah berbasis teknologi serta ilmu pengetahuan. Kalian juga dapat melihat serta merasakan simulasi yang harus dilakukan ketika bencana gempa dan tsunami terjadi. Selain itu juga ada desain tata letak ruang untuk daerah yang memiliki potensi tsunami. Pada museum ini juga terdapat ruang Souvenir yang didalamnya terdapat toko-toko souvenir dan juga makanan khas Aceh yang bisa kalian nikmati.
Selain untuk melihat-lihat dan merasakan suasana Tsunami dan menambah pengetahuan mengenai tsunami, kalian juga dapat bersantai dan menikmati suasana yang tenang pada pinggir kolam Jembatan Harapan yang terdapat ikan ikan hias cantik. Biasanya museum ini banyak digunakan orang sebagai lokasi foto foto ataupun pre wedding dikarenakan keindahan arsitektur yang dimiliki oleh museum ini.
Itulah penjelasan mengenai museum yang sangat amat bersejarah ini, yaitu Museum Tsunami Aceh. Dengan adanya museum ini, diharapakan untuk generasi muda agar tidak melupakan kejadian bencana yang dahsyat yang pernah terjadi di bumi pertiwi ini.